---

विवरण

 Julukan Kota Seribu Klenteng untuk Singkawang sepertinya tak terlalu berlebihan. Di setiap penjuru kota, mulai pinggir jalan, tengah permukiman, pinggir sungai, klenteng ditemukan dengan mudah.

Persebaran klenteng juga merambah sampai ke kaki gunung, salah satunya di kaki Gunung Pasi. Di kaki gunung yang terletak di Sempalit, Singkawang Selatan ada sebuah komplek klenteng yang disebut-sebut tertinggi di Kalimantan Barat, Vihara Surga Neraka. 

Rasa penasaran mulai menyeruak. Perjalanan dilanjutkan untuk menilik tempat ibadah tersebut. Namun, masyarakat sekitar tak bisa menjelaskan arah ketika ditanya soal Vihara Surga Neraka. Penduduk sekitar justru kebingungan. Pasalnya, dalam 'bahasa' lokal, vihara ini dikenal dengan sebagai pekong di atas gunung.


Vihara Surga Neraka terletak 12 kilometer dari pusat Kota Singkawang. Perjalanan ke sana bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat sekitar 20-25 menit. Untuk mencapai lokasi, kendaraan harus berjalan menanjak di jalan yang lebarnya hanya cukup untuk satu mobil. Suara jangkrik dan burung akan mengiringi sepanjang pendakian.

Letaknya yang berada di kaki gunung membuat vihara tersebut bisa dilihat dari kejauhan. Warna bangunan yang mencolok menyembul di tengah hijaunya pepohonan Gunung Passi.

Sampai di komplek vihara, angin sepoi-sepoi dan suasana yang tenang seolah menyambut. Suasana yang sangat mendukung kekhusyukan beribadah.

Udara yang sejuk dan pemandangan yang indah juga menambah kenikmatan tersendiri ketika berada di tempat tersebut. Dari kejauhan terlihat gunung-gunung dan pepohonan hijau yang masih menyelimuti Provinsi Kalimantan Barat. 

Sekilas, hanya terlihat dua bangunan vihara megah yang terdapat di tempat itu. Yang pertama terletak di bawah dan yang lainnya terletak di atasnya. Keduanya terlihat sangat kokoh dan penuh warna. 

Aket, seorang penjaga vihara mengatakan sebenarnya ada delapan tempat sembahyang yang ada di komplek tersebut. Selain bangunan yang megah, ada juga bangunan yang terlihat lebih tua dan kuno.  

"Di sebelah masih ada di bangunan yang lebih tua. Sudah lama sekali itu," kata Aket kepada CNNIndonesia.com.

Bangunan yang lebih tua dan sederhana memiliki lima tempat sembahyang atau altar. Tiga tempat berjajar di bawah, sementara dua lainnya berada di lantai atas bangunan yang terbuat dari kayu.

Aket menyebut, yang membuat tempat sembahyang itu berbeda adalah dewa yang ada di dalamnya. Ada Dewa Lima Penjuru, Dewi Kuan Im, Raja Langit, dan dewa lainnya. Setiap pendoa harus sembahyang di setiap altar secara berurutan. Untuk memudahkan, di depan setiap altar ada nomor urutan dewa yang didoakan.

Vihara Surga Neraka merupakan tempat kebaktian umat Tao yang dimiliki oleh Yayasan Dharma Suci Mulia. Vihara tersebut sudah berusia puluhan tahun, sejak didirikan tahun 1960. (chs/chs)

---