Vihara Dharma Suci Manggar ini memiliki grup kesenian tradisional Barongsai hebat,dan memiliki prestasi dalam kejuaraan Barongsai sampai ke tingkat nasional. Kabarnya pada tahun 2010 mereka berhasil meraih Juara III pada Kejuaraan Barongsai Piala Presiden di Jakarta.
Gapura Vihara Dharma Suci Manggar yang bergaya khas kelenteng, dengan arca sepasang naga yang tengah berebut sebuah mustika. Kehendak yang berlawanan adalah abadi dan selalu mencari keseimbangan baru manakala ada salah satu yang terlalu dominan atau terlalu lemah, agar bumi tetap berputar pada kodratnya.
Pakkung (Dewa Bumi, Hok Tek Ceng Sin, Fu De Zheng Shen) adalah yang menjadi tuan rumah utama di Vihara Dharma Suci Manggar ini, karenanya nama asli tempat ibadah ini adalah Kelenteng Pakkung Miaw. Terdapat sebuah hiolo berwarna kuning keemasan, tepat di depan patung. Sebuah tulisan berhuruf Tionghoa berwarna hitam di atas dasar merah terlihat kontras menghias tubuh hiolo, dan beberapa buah batang hio cukup besar menancap pada pasirnya.
Pakkung dipuja untuk memberi berkah rizki melimpah bagi para pedagang, petani, atau pekerjaan apa pun yang tengah mereka usahakan. Sebagai kaum Cina perantauan, rizki yang lancar adalah keharusan untuk bisa bertahan hidup.
Tiga buah hiolo yang terlihat tua berderet di meja di seberang altar Pakkung atau Hok Tek Ceng Sin. Di atas meja altar ada lagi hiolo lain dari kuningan yang terlihat jauh lebih bersih. Mungkin baru, mungkin juga karena selalu dirawat untuk menyenangkan sang dewa dan pendoa yang menancapkan batangan hio di sana.
Sepasang singa penjaga (Cioksay) tampak diletakkan di sebelah kiri dan kanan gerbang masuk. Arca sepasang naga berebut mustika selain diletakkan di atas gerbang, biasanya juga diletakkan di atas atap utama kelenteng. Lampion adalah benda yang selalu ada di sebuah kelenteng, dengan bentuk yang bermacam-macam.
Kebanyakan lilin yang berukuran besar itu berhias lukisan naga dengan warna dominan hijau, sedangkan warna lilinnya sendiri merah. Di ujung sana adalah rupang atau patung dari Hok Tek Ceng Sin, Dewa Bumi yang berkahnya selalu diharapkan oleh para pedagang dan petani.
Sebuah genta tua menggantung di langit-langit Vihara Dharma Suci Manggar, dengan ornamen samar karena telah tertutup cat, dan telah sobek pula di salah satu sisinya. Tidak jelas berapa umur genta itu.
Share on