Kelenteng San Ciao Miao Ie atau Kelenteng Sai Hong Miauw atau Klenteng Tri Noto Buko Buwono adalah salah satu tempat ibadah Buddha Tri Dharma yang berada di Semarang, Jawa Tengah di bagun pada Tahun 1960-an
Kelenteng San Ciao Miao Ie atau Kelenteng Sai Hong Miauw atau Klenteng Tri Noto Buko Buwono masih ada kaitannya dengan budaya tionghoa dan budaya kejawen yang dibuktikan dengan adanya Keris yang bernama Eyang Daru Dono.
Jadi sebelum adanya bangunan klenteng ini dahulu tempat ini adalah hutan lebat "alas" dalam bahasa jawa, alas atau hutan ini berupa pepohonan dan alang-alang yang rimbun. Dihutan tersebut terdapat dua pohon beringin yang sangat tua yang ditunggu oleh Eyang Daru Dono.
Singkat cerita pada tahun 1960-an bangsa Tionghoa mulai membangun tempat peribadatan. Dalam proses pembersihan oleh bangsa Tionghoa terdapat dua pohon beringin yang memiliki penunggu. Penunggu itu yang disebut Eyang Daru Dono. Saat pembersihan oleh bangsa Tionghoa mereka mencoba berbagai cara untuk memindahkan Eyang Daru Dono tetapi, Eyang Daru Dono tidak ingin pindah dari tempat tersebut karena sudah tugasnya untuk melindungi area tersebut. Kemudian, terjadi kesepakatan dan pembangunan Klenteng tetap dilanjutkan dan Eyang Daru Dono tetap berada di area tersebut dengan bukti keris Eyang Daru Dono.
Selain dari sejarahnya yang unik, karena terdapat unsur kejawennya. Keunikan lainnya di dalam Klenteng Tri Noto Buko Buwono terdapat 3 patung Budha serta adanya 3 dewa pengadilan yang tugasnya mencatat amal baik dan buruk. Ketiga dewa tersebut yang akan memandu perjalanan kematian Tjo Tjo yaitu Joe Tjioe, Pan Koe, dan Swie Djien
Share on