Di sekitar (pinggiran) Sentiong Gunung Sari terdapat sebuah rumah bekas Gubernur Jenderal Formosa (Taiwan) yang hijrah ke Batavia bernama Frederik Coyett yang kemudian dibeli oleh warga Tionghoa untuk dijadikan tempat ibadah (vihara) bernama Wan Kiap Sie (完劫寺).
Inilah vihara Buddhis pertama yang berarsitektur barat di Indonesia dan dijuluki pula Klenteng Sentiong. Uniknya lagi patung dewata di klenteng ini berasal dari candi-candi Indonesia yang tidak diketahui asalnya.
Pada zaman Orba klenteng ini pernah dinamai Vihara Buddhayana dan sekarang menjadi Vihara Buddha Dharma Gotama.
Pembukaan tanah untuk pemakaman Tionghoa baru di Batavia pada tahun 1761 di wilayah kawasan Kemayoran dan Gunung Sari.
Nama sentiong sendiri berasal dari bahasa Hokkien Sin-thiong 新冢 (Pemakaman Baru).
Pembelian tanah pemakaman Sentiong beserta tokoh yang menyumbang diukir di atas sebuah prasasti di kawasan makam. Prasasti ini berjudul “倡建牛郎沙里义冢壁记” (Prasasti memperingati proyek pendirian secara kolektif Pemakaman Gunung Sari).
Hanya prasasti ini masih tersisa hingga kini sementara makamnya sudah lenyap.
Share on