Vihara Tanah Putih

Description

Sejarah Vihara Tanah Putih  bermula pada tahun enam puluhan, untuk memenuhi kerinduan umat Buddha khususnya di kota Semarang, dibutuhkan sebuah Vihara untuk tempat beribadah dengan pencapaian yang mudah. Hal tersebut mendapat respon dari beberapa tokoh yang peduli dengan membantu mencarikan tempat untuk keperluan tersebut. Akhirnya, dipilihlah lokasi di jalan dr. Wahidin no. 6 sebagai tempat pembinaan umat Buddha. Tempat tersebut sejak 1 Januari 1965 resmi dipakai sebagai tempat puja bakti dengan nama Vihara Maha Dhammaloka.

Dengan bergulirnya waktu, Vihara di jalan dr. Wahidin no. 6 dirasa sudah kurang memadai karena bertambahnya umat yang ikut puja bakti dan perayaan keagamaan, seperti Waisak. Oleh karena itu, beberapa tokoh Vihara mencari tempat yang lebih luas dan akhirnya memutuskan untuk menempati lahan di jalan dr. Wahidin no. 12 pada sekitar tahun tujuh puluhan.

Pembinaan yang baik dan berkesinambungan, membuat umat Buddha yang menghadiri puja bakti menjadi lebih banyak, sehingga ruang Dhammasala sudah tidak memadai. Oleh karena itu, diputuskan untuk membangun Dhammasala yang lebih besar pada pertengahan tahun 70 -an.

Dhammasala yang baru ini walaupun belum selesai, sudah digunakan sebagai tempat kegiatan keagamaan. Dan pada tanggal 23 Oktober 1976, Sangha Theravada Indonesia ( STI ) yang di prakarsai oleh 5 Bhikkhu yaitu:

Y.M. Bhante Aggabalo
Y.M. Bhante Khemasarano
Y.M. Bhante Sudhammo
Y.M. Bhante Khemiyo
Y.M. Bhante Nanavuttho

Terbentuk di Dhammasala Vihara Tanah Putih (sekarang ruang serba guna) ini. Selain itu, kegiatan Pabbajja Samanera Sementara pertama kali di Indonesia juga diadakan di Vihara Tanah Putih.

Sejalan dengan berkembangnya agama Buddha yang tercermin dari banyaknya kegiatan antara lain puja bakti dan kegiatan keagamaan lainnya, Dhammasala yang sekarang juga sudah tidak dapat menampung umat Buddha. Umat yang menghadiri puja bakti semakin bertambah, sehingga mereka yang mengikuti puja bakti menjadi kurang nyaman. Oleh karena itu, pihak Vihara Tanah Putih bermaksud memperluas tempat puja bakti serta area parkir untuk memberikan kenyamanan bagi umat yang datang melaksanakan kegiatan keagamaan.

Semoga tujuan tulus ini mendapat dukungan yang baik juga dari kita semua dan semoga keikutsertaan kita dalam mewujudkan Vihara Tanah Putih yang nyaman untuk kegiatan agama Buddha membawa kedamaian dan kebahagiaan dalam kehidupan kita beserta segenap keluarga.

Rupang Buddha di atas altar Dhammasala adalah persembahan dari raja dan masyarakat Thailand, yang atas jasa mendiang Jendral Gatot Subroto, dapat sampai ke Indonesia.

Akhir tahun 1977, Dhammasala yang baru, walaupun belum berpintu telah digunakan sebagai tempat perayaan Kathina. Pada saat itu perayaan kathina dihadiri YM.Bhante Sombat Pavitto, YM.Aggabalo, YM.Khemasarano, YM.Khemiyo, YM.Pannavaro.

Vihara tanah putih sebagai pusat kegiatan agama Buddha dan sekaligus tempat yang banyak menerima tamu kehormantan (bhikhu dari manca negara) yang berkunjung dan membabarkan Dhamma antara lain: YM. Narada, YM.Piyadassi, YM.Sombat. Demikian juga upacara perayaan Waisak di Vihara Tanah Putih sejak tahun 1970-an hingga awal 1980 selalu dihadiri oleh para bhikkhu manca negara.

Fasilitas

  • Parkir
  • Altar

BELUM ADA DATA!

Belum ada Informasi!

Belum ada Informasi!

TIDAK ADA DATA!


  

 

  • Jl. Dr. Wahidin No.12, Jomblang, Kec. Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah 50257
  • 0248315169
  • Saturday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Sunday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Monday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Tuesday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Wednesday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Thursday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Friday 10:00 AM - 07:00 PM

  

;