Tidak mudah menemukan Sin Tek Bio jika matamu tidak jeli. Apalagi jika kamu terburu-buru saat menelusuri Pasar Baru untuk kali pertama. Kamu harus masuk ke gang-gang sempit untuk mencapai kelenteng yang berdiri sejak 1698 itu.
Gedung kelenteng itu merupakan salah yang tertua di kawasan Pasar Baru. Menurut buku Riwayat Singkat Sin Tek Bio yang ditulis oleh Bambang S. dan terbit pada Juli 2016, Sin Tek Bio dibangun saat kawasan Pasar Baru masih berupa hutan belantara serta rawa. Baru pada awal pada ke-18, gedung-gedung megah mulai dibangun di sana, seperti Stadtsshouwburg yang kini jadi Gedung Kesenian Jakarta.
Meski makin terhimpit dengan gedung-gedung bertingkat yang memadati Pasar Baru, Sin Tek Bio tak kehilangan penggemarnya. Banyak umat dan peminat sejarah yang tertarik untuk menengok langsung kelenteng bersejarah yang diduga dibangun oleh petani-petani Tionghoa yang tinggal di tepian Ciliwung itu.
“Di sini selalu ramai karena tuanya. Orang dari 9 negara juga tau tentang Sin Tek Bio dan sembahyang di sini. Ada dari Hong Kong, Singapura, Malaysia, China, Thailand, Australia, bahkan Belanda. Dari dalam negeri juga banyak,” papar Santoso Witoyo yang menjaga kelenteng sejak 37 tahun lalu.
Sin Tek Bio di Pasar Baru terdiri atas dua gedung yang dibedakan berdasarkan dewa "Tuan Rumahnya". Gedung yang paling besar ditempati oleh Hok Tek Ceng Sin atau Dewa Bumi dan Rejeki atau Dewa Dagang. Menurut Santoso, tiap-tiap pasar kebanyakan memiliki wihara Dewa Dagang, di mana warga berdoa meminta keberkahan dan keselamatan.
Sementara gedung yang lain ditempati oleh Dewi Kuan In yang dipercaya sering menolong manusia di saat-saat sulit. Dewa utama yang menempati kelenteng tampak dari patung terbesar yang dipajang di altar.
Pengunjung umum pun boleh masuk ke dalam Vihara Dharma Jaya dan mengambil foto. Tentu saja, dengan meminta izin dahulu dan tetap menjaga kesopanan.
Meski telah berusia lebih dari tiga abad, kelenteng Sin Tek Bio masih menampakkan pesona sekaligus sisi kunonya. Sejak pertama kali dibangun, tempat beribadah itu menjaga bentuk aslinya dan hanya beberapa kali dipugar.
Share on