Vihara Ananda Avalokitesvara Rangkasbitung, terletak persis di depan terminal lama Rangkasbitung.
Keberadaannya yang berada di tengah pemukiman warga bukan saja menjadi pemandangan yang unik, tetapi juga sebagai gambaran penting bahwa sikap toleran telah tercermin dalam diri masyarakat pribumi.
Di Rangkasbitung berbeda dengan kebanyakan daerah di Banten lainnya. Hampir semua tempat peribadatan para pemeluk agama, berdiri kokoh di seputar Kota Rangkasbitung.
Leluhur orang Tionghoa-Indonesia berimigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan. Hal tersebut pula ikhwal kedatangan mereka di Rangkasbitung.
Catatan sejarah masyarakat Tionghoa menyatakan bahwa kerajaan kuno di Nusantara telah menjalin kerjasama yang cukup intens dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di Tiongkok saat itu. Faktor tersebut kemudian menjadi alasan kuat perdagangan tumbuh subur di Bumi Nusantara begitupun sebaliknya.
Uniknya, jika Sungai Ciujung yang berada di Kota Rangkasbitung meluap dan membanjiri kawasan pemukiman di bantaran sungai, Vihara ini menjadi salah satu tempat yang biasa dijadikan tempat pengungsian korban banjir.***
Share on