Vihara Avalokitesvara Sri Kukus Redjo

Description

Letaknya di Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Vihara ini didirikan pada tahun 1963 oleh seorang pertapa spiritual bernama Joyo Suprapto yang juga dikenal dengan sebutan Suhu Tan Siok Hie.

Vihara Avalokitesvara merupakan salah satu vihara yang unik dan cukup dikenal di kabupaten Semarang. Uniknya, hanya beberapa meter dari tembok kompleks vihara ini, terdapat makam Ki Mandung, salah satu tokoh penyebar agama Islam pengikut Ki Ageng Pandanaran.

Konon, vihara ini dulunya merupakan tempat pertapaan pendiri Kota Semarang, Ki Ageng Pandanaran. 

Begini asal muasal Gunung Kalong.Nama Gunung Kalong dipercaya berasal dari kisah Ki Ageng Pandanaran dan rombongannya yang bermalam di tempat tersebut karena salah satu bekal perjalanannya kelong yang berarti kurang (berkurang). 

Bekal itu berkurang karena dicuri. Akhirnya tempat tersebut dinamakan Gunung Kalong. Bukti bahwa pendiri kota Semarang ini pernah singgah terlihat dari makam Ki Mandung yang letaknya tak jauh dari vihara.

Berdasarkan keterangan sesepuh desa Susukan, Ki Mandung adalah salah satu pengikut Ki Ageng Pandanaran. Dia juga senopati yang diyakini memiliki kelebihan dan dulu bertugas menjaga bangsal kemandungan di Kabupaten Semarang.Singkat cerita, Ki Mandung bersama istrinya Nyai Mandung (makamnya bersebelahan) memutuskan untuk tinggal di Gunung Kalong untuk menyebarkan agama Islam. Ki Mandung juga berperan mendirikan pesantren di Susukan.Sejarah berdirinya viharaSeorang pertapa spiritual asal Ambarawa Joyo Suprapto saat bertapa mendapat ilham untuk membangun sebuah vihara. 

Maka mulai tahun 1963 dibangunlah Vihara Avalokitesvara Sri Kukusrejo Gunung Kalong. Pada 12 Juli 1965, pemerintah meresmikan vihara yang hingga saat ini dikelola oleh Yayasan Sri Kukusrejo.

Di vihara ini selalu ada kegiatan dan agenda doa-doa yang dihadiri oleh banyak kalangan dari dalam hingga luar negeri terutama bagi yang beragama Buddha. Misalnya ketika acara berdoa bersama memperingati Makco Kwan Im Poo Sat naik ke atas nirwana ketika sudah meninggalkan sifat duniawi dan menemui Sang Buddha hingga turun lagi ke bumi dengan membawa berkah bagi umat manusia. 

Selain Makco Kwan In juga saat memperingati Kathina, dimana semua umat yang mengikuti ritual doa kepalanya diperciki air. Sembari umat memanjatkan doa-doa, seorang Bante berjalan menghampiri umat satu persatu untuk memercikkan air di kepalanya. Percikan air di kepala itu dipercayai untuk keselamatan para umat.

Di balik semua agenda religius, Vihara Avalokitesvara ini juga berhasil memecahkan beberapa rekor Muri dengan pembuatan replika ikan koki terbesar berukuran panjang 36 meter, tinggi 20 meter, dan lebar 16 meter. 

Rekor tersebut merupakan kali kedelapan setelah sebelumnya memecahkan rekor Muri untuk pembuatan lampion terbanyak (2002), replika naga terbesar (2003), teratai suci memecahkan tiga rekor (2004), dan replika ayam emas (2005).

Vihara Avalokitesvara Sri Kukusrejo Gunung Kalong ini juga menjadi tempat mendapatkan konsultasi untuk segala persoalan dari mulai perjodohan, bisnis, keluarga dan lainnya yang tidak terbatas soal keagamaan saja, bahkan ada beberapa peziarah justru berasal dari kalangan yang berkeyakinan lain. 

Di tempat ini juga menyediakan rumah retreat untuk menginap untuk umat yang akan mengadakan ibadah secara khusus.

Jalan menuju vihara gunung Kalong Vihara Avalokitesvara Sri Kukusrejo Gunung Kalong ini lokasinya tak jauh dari lokasi Pagoda Kwan Im, Watu Gong. Dari Pagoda Kwan Im hanya sekira 2 kilometer megikuti arah Jalan Semarang-Solo. 

Ada petunjuk yang jelas setelah Polres Semarang, Ungaran tepat di sebelah kiri jalan terdapat ada papan nama bertuliskan Vihara Avalokitesvara Sri Kukusrejo Gunung Kalong.

Nama Avalokitesvara sendiri diambil dari nama lain Dewi Kwan Im. Wisata ini dikenal dengan mitos air sucinya yang dianggap dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Mulanya, Suhu Tan Siok Hie membangun sumur dengan persetujuan warga sekitar vihara.

Sumur tersebut mengambil air dari 9 sumber mata air yang dianggap suci yakni sumber mata air dari Tanah Lot Bali, Jumprit Temanggung, Gunung Wilis, Sendang Sono, Parang Kusumo, Nyatnyono Ungaran, dan tiga lainnya dari sekitar vihara.

Air dari kesembilan sumber mata air tersebut dicampur menjadi satu dan pengambilan airnya dilakukan melalui tahapan ritual, seperti prosesi doa dan sesajen.

Kemudian, air suci dalam sumur yang telah dibangun ini dipercaya sebagai media pengobatan tidak hanya oleh masyarakat sekitar, tetapi juga masyarakat luar kota bahkan luar negeri.

Teknik pengobatannya dilakukan dengan cara didoakan dan diberikan air suci yang diminum atau dioleskan ke bagian tubuh yang sakit. Dulunya vihara ini melayani pengobatan kesehatan dan spiritual langsung oleh ahlinya.

Namun, saat ini belum ada penerus suhu, murid atau siapapun yang ahli sehingga pengobatan secara khusus tidak dapat dilakukan.

Meski begitu, pengunjung tetap diperbolehkan mengambil air suci untuk tujuan kesembuhan.

Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat masih memercayai manfaat dari air suci di Vihara Gunung Kalong ini.

Walaupun tidak semua masyarakat percaya dengan mitos air suci ini, vihara tetap ramai dikunjungi oleh masyarakat yang ingin meminta air suci atau berdoa hingga wisatawan yang ingin berkunjung.

Fasilitas

  • Parkir
  • Altar
  • Toko Sembayang

BELUM ADA DATA!

Belum ada Informasi!

Belum ada Informasi!

TIDAK ADA DATA!


  

 

  • Jl. Brigjen Katamso No.81, Susukan, Kec. Ungaran Tim., Kabupaten Semarang, Jawa Tengah 50516
  • 0246922345
  • Saturday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Sunday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Monday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Tuesday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Wednesday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Thursday 10:00 AM - 07:00 PM
  • Friday 10:00 AM - 07:00 PM

  

;